PENGISI MIMPI

Tak seorang pun yang tak suka dengannya, dia perempuan terhebat yang ada di dunia ini, semua orang mampu di buatnya jatuh cinta.Sungguh tak seorang pun berani menyebut namanya, paling hanya menyerukan julukan saja, tak lebih juga tak kurang, ad yang menjulukinya maskot, neng geulis, apalagi ya,,,, entahlah aku lupa lagi.
Perempuan itu tak henti-henti mengisi dunia hayalan dan dunia nyata, di setiap jenjang sosial yang mewabah dia selalu menjadi penghangat perbincangan siapa saja dimana saja, baik lelaki maupun perempuan, di sekolah, tempat ibadah, bahkan di tempat umum, ia adalah pengisi mimpi-mimpi setiap lelaki, tak hanya para remaja para lelaki yang sudah mempunyai istri pun terpikat padanya, bahkan perempuan pun terpikat padanya, ia permata yang tak pernah kehilangan pudar kilau.
Keindahan senyumnya yang membuat kelopak mata seorang lelaki tak berkedip sedikit pun. Keharuman tubuhnya yang meruah di segenap ruang, meski ia telah berlalu. Bening matanya yang menghanyutkan, bibirnya yang merona merah merekah, terlebih tubuh indahnya yang belum pernah di lihat oleh siapa pun sebelumnya. Tak seorangpun bisa mudah mendekatinya, menemuinya, apalagi mendapatkannya. Mendengar kabar kecantikan perempuan itu, kaum lelaki berlomba-lomba mendapatkannya. Betapa tidak, semua lelaki meyakini, perempuan itu cocok untuk pendamping hidupnya.
Begitu pula dengan lelaki tampan, gagah dan pemberani yang banyak dikagumi kaum Hawa itu pun sempat berobsesi mendapatkan perempuan yang cantik itu. Noval “ Begitulah yang namanya diserukan. ” Tak ada kegagalan jika kita teguh melaksanakannya”. Begitulah prinsip hidupnya.demi perempuan itu banyak yang berani mempertaruhkan semua hartanya, bahkan nyawanya, kali ini semua ia tampik, ia telah menentukan pilihan perempuan itu harus jadi miliknya, apapun resikonya. “Sungguh tak susah bagiku untuk mendapatkan perempuan dengan senyuman yang indah itu” Ujarnya.
Di suatu malam, yang gelap gulita walaupun sangat gelap, tapi dengan terangnya bulan purnama memberikan cahaya yang cukup.noVAL Seorang lelaki tampan ini bertujuan menginjakan kaki nya di rumah perempuan tersebut dari pagi hingga malam ia terus mencari rumah perempuan cantik itu,hingga tiba di sebuah di sebuah rumah berukuran kecil,dan gelap terlihatnya seperti rumah kosong saja,yang ada hanyalah sebatang obor yang mulai redup cahaya nya berada di depan rumahnya.menurut warga rumah itu adalah rumah perempuan tercantik di kampung ini.
Noval hanya bisa menggigit bibir merahnya ,ia tak mengira bahwa perempuan idamannya bermukim di tempat seperti ini,kali ini terasa lain, sungguh belum pernah ia merasa gugup seperti ini,degudegup jantung nya bergetak sanggat kencang dengan irama tak beraturan,belum lagi peluh dingin yang membanjiri jidatnya,”ada apa ini”keluhnya dalam hati,walaupun hatinya berkata lain tapi ia mencoba untuk mendekati ramah tersebut. Permisi”ujarnya seraya melirik-lirik ke sebuah kaca jendela yang tertutup kain,’tak terlihat siapapun hanya sesekali terdengar bbuturung hantu yang berkicau di atas genting rumah tersebut,ia pun memeberanikan diri untuk mengetuk pintu,seketika noval makin berhati hati,saat lampu berwarna kuning di dalam rumah menyala,hawa hangat menyuap di pori- pori wajahnya hatinya waswas, namun ia ingin tetap ingin bertemu dengan perempuan itu.keinginanya enjadikan ia tetap berada disana,tiba-tiba kesiur dingin terasa menabrak pelipisnya “Siapa”? tanya seseorang dlam rumah.tak ada jawaban dari Hanif, ia hanya bisa tergugup saat detik-detik pintu berwarna hijau tua itu di buka, kemudian tampaklah seorang perempuan,ia terlihat pendek. Tersenyum manis terpaksa pada Hanif, orang itu hany setinggi pinggang Hanif,kulitnya putih,manis tapi seperti sudah tua.
“Permisi ba”, apakah ini dengan, “siapa ya..... Saya lupa lagi ba namanya, Oia dia sering di panggl maskot. “Ucap Noval lagi. Perempuan itu hany membisu, ia hanya bisa menggerakan kepalanya dan tangan-tangannya. Batinnya tanpa berfikiran panjang memastikan bahwa dia bukan perempuan yang dia cari “Katanya membatin”. Masuk-masuk kita bicara di dalam “Ucap perempuaon itu, dengan acuh Hanif dengan pasti melangkahkan kakinya ke dalam rumah itu, pintu tertutup sekarang Hanif berada di dalam rumah berdua, tak ada kursi maupun meja, pemandangan yang belum ia lihat sebelumnya, yanng ada hanya bantal, selimut tebal, dan radio kecilberwarna Hitam sedikit lecet. Tanpa sekat, tanpa kamar lembut, dan mengeluarkan kedamaian, Noval tergugah melihat sekelilingnya. Sekarang tubuhnya tergeletak di halaman rumah yang begitu sneh menurutnys.
“Siapa kau”? tanya nyah dengan sepontan.”Saya” ? “ya! “ tegasnya. Aku Noval dari kota aku sedang mencari perempan cantik. Dengan senyumnya yang indah ia sering di juluki Maskot. Kalau di rumahku, trrus apakah kamu tau dia?entahlah aku tak tak tau dia! Tp penduduk sini bilang ia tinggal disini ?lantas engakau siapa...? aku,ya aku,,,kalau engkau tak takut mati,mungkin engkau bisa cari tau di serbang danau sana,,,mungkin orang –orang sana tau,
Bersambung ....................


Salam hangat
 Akbar Abrary
Berikan Komentarmu :)

Posting Komentar