Haidar santri Darul Arqam Garut, yang jadi DUTA anak Indonesia
| Tweet |
Haidar Abdurrahman, lelaki kelahirann Bandung, 26 Oktober 1993, adalah salah seorang santri di salah satu pesantren terkemuka di Kabupaten Garut, yaitu Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Garut, meski berwajah baby face, di lingkungannya ia dikenal sebagai sosok jenius. Untuk itu bertepatan dengan Hari Anak Nasional Tahun 2009 ia dinobatkan sebagai Duta Anak Perlindungan Khusus, bersama Yanita Ristanti Purwitadewi anak perempuan dari Bali. Bersama Duta Anak Indonesia lainnya, Pada tanggal 22 Juli 2009, bertempat di Graha Insan Cita Depok – Jawa Barat, melalui Kongres Anak Indonesia VIII 2009, yang ditandatangani para duta, mulai dari Duta Anak Pendidikan, Duta Anak Kesehatan, Duta Anak Partisipasi, Duta Pemilihan Anak dan Jaringan Anak, Duta Anak Perlindungan Khusus merumuskan aspirasi dan pandangannya sebagai anak bangsa. Menurut Apep Iwan Gunawan, seorang Project Officer Lembaga Studia Agama dan Filsafat,awal mula ia mengenalnya dari cerita sang ibu, Yusi Riksa Yustiana, tentang bagaimana dia “member peringatan” kepada guru SD-nya yang ringan tangan. “Sejujurnya pada waktu itu saya berpikir tentu itu sedikit berlebihan dan hampir tidak percaya bila modus genius itu dilakukan oleh siswa SD, ceritanya. Haidar sendiri kini menjadi ketua FAD (Forum Anak Daerah) Jawa Barat, mungkin dia adalah satu-satunya Ketua FAD dengan latar pendidikan pesantren. Bagi LSAF sendiri, dengan Program Ramah Anak, merasa beruntung dengan keberadaannya. Haidar lah yang membantu LSAF untuk menjelaskan hak-hak anak kepada teman-temannya juga kepada temannya dari pesantren lain. Bahkan ketika bersama teman-temannya sedang berdiskusi tentang rencana Hari Anak Nasional untuk tahun 2010, Haidar mempresentasikan ide-idenya dengan penuh semangat. Sosoknya yang cerdas, kalem, sederhana, supel dan penuh kepedulian melengkapi jati dirinya. Kemampuan dalam melakukan presentasi bisa dilihat sebagai representasi dari kualitas intelegensinya, namun bila melihat bagaimana teman-temannya yang antusias memperhatikan apa yang disampaikan Haidar, maka kita bisa melihat potensi kepemimpinannya. Pada suatu kegiatan Pelatihan Peer Educator untuk perlindungan anak, misalnya, Haidar menjadi sosok peserta yang sangat aktif, bahkan dia ikut membantu fasilitator pelatihan untuk menghidupkan suasana. Apep menyebutkan, “Lebih Peka, Lebih Peduli”, adalah kalimat yang kerap didengar ketika dia berbicara pada teman-temannya. Slogan yang menjadi moto dari FAD Jawa Barat itu benar-benar berusaha untuk ditampilkannya. Apep memandang lebih melihatnya sebagai bentuk tanggungjawab terhadap amanah yang diembannya. Termasuk juga saat dia mengajak LSAF untuk bersama-sama mendirikan FAD Kabupaten Garut, “Saya sekarang dapat amanah jadi Duta Anak Indonesia Kang, dan salah satu tugasnya adalah membentuk FAD di tempat tinggal saya, bagaimana kalau kita buat bersama-sama Kang? ”, ucap Haidar seperti ditirukan Apep. Dilingkungan pesantren pun dapat dilihat rona bangga pada wajah guru-gurunya ketika membicarakan Haidar, bahkan merekapun tidak menyangka ada santrinya yang bisa menyentuh level Duta Anak Indonesia dan Ketua FAD Jawa Barat. Haidar sendiri mengakui sebagai sosok pediam, terutama kepada teman yang belum dikenalnya, namun bila sudah kenal ia mengakui suka bawel. “Aku juga sekarang lebih seneng hidup sendiri menemukan arti hidup ini lewat pengalaman-pengalaman yg aku dapat dari kalian semua. Aku igin jadi diriku yang utuh dengan dibimbing oleh ortu, teman-teman dan semua masyarakat. Aku igin jadi orang yang nggak nyusahin orang lain, tapi malah bisa ngasih manfaat buat orang lain, terus berharap dan bermimpi bisa jadi yang terbaik”, tuturnya. Coba lihat bagaimana pandangan hidup yang teramat indah : “aku siap bertemu hari esok karena kau cinta hari ini dan aku pernah melihat hari kemarin”. Apa yang terjadi pada Haidar, yaitu bahwa potensi seseorang akan tumbuh dan berkembang secara optimal bila dia dibesarkan dalam sebuah lingkungan yang penuh “dukungan” dan ini bisa terjadi pada siapapun. Dalam Islam disebutkan bahwa setiap anak memiliki potensi yang sama, hanya bagaimana dia dibesarkan yang dapat membuatnya menjadi “berbeda” dari yang lain. “Bagi kami, Haidar adalah Pemimpin Muda sebelum kami rekomendasikan untuk ‘Pemimpin Muda Indonesia’, dan semoga menjadi inspirasi anak-anak di seluruh Indonesia”, ujar Apep Perjalanan Haidar memang tidak terlepas dari binaan Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF), sebagai lembaga studi yang konsen pada isu-isu HAM dan demokratisasi. Pada tahun 2010 ini merupakan tahun ke dua pelaksanaan program LSAF, yakni Program Pesantren Ramah Anak. Program ini adalah program bersama antara LSAF, Unicef, Terre des Hommes Netherland, serta 5 (lima) pesantren di Kabupaten Garut, yaitu Pesantren Persis 76 Tarogong, Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah, Ponpes An Nur Cilawu, Ponpes Al Falah Biru dan Pesantren Syarikat Islam Kabupaten Garut. Program ini bertujuan untuk bersama-sama menggali nilai-nilai atau tradisi-tradisi positif yang berkembang di masing-masing pesantren, yang dapat membuat santri merasa nyaman untuk menjalani proses pembelajaran maupun interaksi bersama guru ataupun temannya.
Berikan Komentarmu :)
Secara tidak langsung program ini ingin agar UU no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak terimplementasi di setiap pesantren. Selama ini citra santri dan pesantren masih kalah populis bila dibandingkan dengan siswa sekolah formal. Apa yang dilakukan Haidar hari ini adalah porto folio cita-cita para penggagas pendidikan Islam. Sebagai agama, Islam memang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan, namun yang berkembang justru tidak sedikit santri yang malah menginternalisasi nilai-nilai tersebut hanya pada taraf kognitif saja. Haidar telah menunjukkan bagaimana seharusnya dia memperlakukan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang dipelajarinya di pesantren. Selain penguasaan akademiknya yang bagus (pengakuan dari guru pembimbingnya), dia pun aktif di organisasi intra sekolahnya/pesantren ataupun di luar pesantren. Tak berlebihan kiranya ia bisa melekat sebagai Pejuang Hak Anak, sebagai Pemimpin Muda Indonesia. Selamat hari Anak nasional 2010.





