PESANTREN IMPIAN [essay]

Pesantren sebagaimana yang telah diasumsikan banyak orang adalah dunia kaum bersarung dengan peci di atasnya, pola pikir yang masih kolot dan jauh dari kata terkekam dan jauh dari kata moderen.
Guru saya ustad subhan pernah mengatakan ada 2 usur pijakan pesantren yang seharusnya tetap ada di dalamnya. Pertama, peniruan atas perilaku nabi, hal ini tercemin dalam ketaatan ritual-ritual secara maksimal dan pelajaran agama yang menjadi pelajaran pokok, kedisiplinan dalam pendidikan yang begitu tinggi dan penguasaan bahasa arab dan nglish sebagai sarana berkomunikasi yang di fokuskan.

Menurutnya lagi, paling tidak lulusan pesantren’ mereka bisa membaca alquran untuk membawanya pada sikap lebih serius untuk mendalami agama, fasih bahasa arab, berprilaku sopan santun, baik dari segi ahlak dan moral.

Tapi pada kenyataannya , tak semua lulusan pesantren  memiliki perilaku layaknya seoarang santri yang religius sopan, bermoral dan banyak lagi .dan yang membuat saya heran. ada lulusan pesantren  yang kebiasaaannya meminum- minuman yang haram.di tambah dengan perilakunya seperti layaknya seorang yang tak berpendidikan baik dari perkataanya maupun dari sikapnya.

Maka tak heran,  sekarang ini nama pesantren sedikit demi sedikit mulai dipertanyakan begitu pula dengan peran pesantren terhadap masyarakat mulai terabaikan, dan apabila hal ini di biarkan yang terjadi  adalah peran tersebut akan benar-benar pupus. Sehingga secara tidak langsung keberadaan pesantren sangat erat kaitanya denga masyarakat. Pesantren di jadikan sebagai tempat rujukan oleh masyarakat.

PESANTREN DAN ERA GLOBALISASI                               

Pesantren dalam era globalisasi tidak hanya sebagai lembaga pencetak ulama (dalam konotasi agamawan) tetapi juga mencetak ilmuan berkarakter islami dan berdaya sains.  Materi pelajaran umum yang dulu jarang diberikan untuk santri kini sudah mulai berjalan beriringan,.Bahkan tidak sedikit pesantren yang memporsikan pendidikan umum lebih besar daripada pengajaran materi keagamaan .

Melihat prospek pesantren yang begitu besar, dalam pembentukan jati diri bangsa dengan perkembangan keilmuan, pemerintah pun mulai menaruh kepercayaan yang besar terhadap pesantren. Apalagi di Zaman globalisasi ini, pendidikan pesantren memang sangat dibutuhkan. Melihat kondisi kaum muda saat ini seolah-olah telah hilang kesadaran akan agama dosa ahlak moral dan budi pekerti.

Karna pada kenyataannya untuk mereka yang sekolah dilembaga pendidikan yang kurikulum pengajaran agamanya sedikit, tak jarang mereka yang belajar di lembaga pesantren pun masih rapuh baik dari segi moral dan etika. Bahkan adalah  sebuah fakta yang menyebutkan masih banyak santri yang tak jauh beda dari segi kualitas ilmu maupun dengan siswa yang dididik di pendidikan biasa. Bahkan lebih parah dari siswa-siswa yang dididik di pendidikan biasa.

Bahkan belakangan ini nama pesantren sedikit demi sedikit mulai dipertanyakan. Beberapa nama institusi pesantren di Indonesia bahkan dituding sebagai “sarang” teroris. Ini jelas mengotori nama baik pendidikan Islam di Indonesia yang telah bertahan selama ratusan tahun.

Dan pada era globalisasi ini .Sistem pendidikan pesantren sebaiknya lebih diarahkan. Sebagai perbandingan, negara maju seperti Amerika Serikat (USA) dan Inggris (UK), dimana sistem pendidikan mereka sudah dibuat dan diarahkan bagaimana agar generasi penerus bangsa mereka memiliki kompetensi yang bagus dan dapat bersaing, terkhusus untuk menghadapi era globalisasi.
Tidak seperti dengan negara kita baik itu sistem pendidikan pesantren atau non pesantren yang mengharuskan siswa-siswa untuk menguasai belasan pelajaran
Dalam artian jika kita simpulkan Sistem pendidikan kita seolah-olah  “memaksa” siswa untuk menguasai semua pelajaran. Sistem ini dirasa kurang dapat menghasilkan generasi masa depan yang memiliki kompetensi cukup untuk menghadapi persaingan era globalisasi. Karena pada hakikatnya setiap orang memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda antara satu sama lain.

Terutama bagi pondok-pondok pesantrend, yang mempunyai sistem pendidikan pesantren yang melaksanakan kegiatan mengajarnya seharian penuh”.
Guru fisika saya pernah mengatakan ternyata lamanya belajar itu tidak menentukan kualitas, " Ternyata lamanya belajar itu tidak menentukan kualitas, tapi waktu yang berkualitaslah yang menentukan".Sebagai perbandingan" katanya. di filipina pendidikan SMP dan SMA itu hanya 2 tahun, sementara di indonesia sampai 6 tahun, tapi dari kualitas orang-orang filifina lebih maju dan berkualitas,banyak dari mereka yang saat ini menjadi pengusaha,insinyur, propesor yang melebihi orang-orang indonesia.


PERAN PESANTREN DAN PERMASALAHANYA

Seiring dengan perkembagan pesantren. Tanggapan-tanggapan negative tak bisa saja dilupakan, seperti dari faktor lingkungan. Sepintas saja dapat dikatakan bahwa lingkungan pesantren , seperti: dari faktor lingkungan, sepintas saja dapat dikatakan bahwa lingkungan pesantren merupakan hasil pertumbuhan tak berencana. Hal ini terlihat dari tata letak bangunan yang umumnya tidak beraturan, kamar-kamarnya sempit sehingga kurangnya sirkulasi udara, tempat Ibadah dan ruang kelas terkesan kotor dan kurang fasilitas. Kemudian dari faktor santri, mereka dijuluki dengan “kaum sarungan”, karena sarung merupakan pakaian multifungsi, kemudian adanya penyakit kulit, seperti: bisul atu kekeongeun yang merupakan hal “favorit” yang melanda kaum santri. Dari faktor Pemikiran, santri terkadang dianggap kolot, gaptek, kurang bergaul dan dan lain-lain. Dari aspek pemikiran, biasanya disebabkan adanya sebagian pesantren yang tidak memperbolehkan santrinya untuk mengakses dunia luar melalui media komunikasi yang tersedia, seperti Koran, buku-buku pengetahuan Umum, Internet, radio, tv dan lain-lain. Beberapa contoh yang terkadang tak dapat dielakkan di atas, kiranya telah membuat telinga kita panas dan pastinya hal ini membuat kita terus berusaha mengubah image pesantren agar lebih baik. Karna pada kenyataan yang ada, ternyata tak semua pendidikan pesantren itu selalu kumuh dan kuno.  Di tambahkan dengan para santrinya yang gaptek tidak gaul dan tangapan-tanggapan lainya karena pada kenyataanya banyaknya pesantren-pesantren yang tumbuh pesat  dari segi bangunan dan pembelajaran bahkan menjadi lembaga pendidikan  yang bertarap internasional.
KESIMPULAN PENDEK
·         Tak semua dan tak selamanya santri itu kuat akan kepribadiannya yang relegius, kuat akan agama, berahlak mulia  dan jauh dari hal-hal yang negative. Karena kenyataan saya yang melihat realita secara langsung di lapangan saat ini masih banyaknya lulusan pesantren maupun santi yang jauh dari sikap layaknya seorang santri.
·         Berkaitan dengan sistem pendidikan pesantren, sudah seharusnya pendidikan di indonesia, khususnya di pesantren untuk lebih di arahkan. Untuk memiliki kompetinsi masing-masing yang kemudian ini menjadi sangat penting  untuk menjadi generasi muslim yang mampu bersaing di era globalisasi ini.
·         Ternyata  tak semua pendidikan pesantren itu selalu kumuh dan kuno.  Di tambahkan dengan para santrinya yang gaptek tidak gaul dan tangapan-tanggapan lainya karena pada kenyataanya banyaknya pesantren-pesantren yang tumbuh pesat  dari segi bangunan dan pembelajaran bahkan menjadi lembaga pendidikan  yang bertarap internasional.
CATATAN TERAKHIR [ PESANTREN IMPIAN ]
Dari berbagai perkembangan dan permasalahan yang ada di pesantren. Tak banyak yang menjadi kriteria- Pesantren impian saya. Pertama : pendidikan pesantren seharusnya memberikan metode yang objektif kepada santri-santrinya untuk menjalankan nilai-nilani luhur agama islam. Agar dapat di aplikasi oleh santri-santrinya setelah keluar dari pesantren bergabung dengan masyarakat. Karena adanya banyak kasus lulusan pendidikan pesantren yang tak mencerminkan seorang santri.
Dan yang di takutkan karena tidak adanya metode pendidikan yang objektif. Seperti yang terjadi saat ini islam seolah-olah hanyalah islam hanyalah sebatas teori-teori, sebatas pelajaran, sebatas naskah –naskah khotbah-khotbah panjang yang membosankan. Bukan IDEOLOGI sebagai langkah gerak umat muslim khususnya santri itu sendiri. Dan yang terakhir kembalikan lagi kepada misi dan visi dari setiap pesantren dengan sebaik-baiknya . seperti contoh” visii dari pesantren yang sedang saya tempati ini .” Visi Sebagai lembaga pendidkan kader yg berwatak kemuhammadiyahan, berwawasan keilmuan, berdaya saing, bertafaqquh fiddien dan berahlakul karimah.
Terimakasih atas perhatiannya
Asslamualikum Wr.Wb
Berikan Komentarmu :)