PESANTREN IMPIAN [essay]
Tweet |
Guru saya ustad subhan
pernah mengatakan ada 2 usur pijakan pesantren yang seharusnya tetap ada di
dalamnya. Pertama, peniruan atas perilaku nabi, hal ini tercemin dalam ketaatan
ritual-ritual secara maksimal dan pelajaran agama yang menjadi pelajaran pokok,
kedisiplinan dalam pendidikan yang begitu tinggi dan penguasaan bahasa arab dan
nglish sebagai sarana berkomunikasi yang di fokuskan.
Menurutnya lagi, paling
tidak lulusan pesantren’ mereka bisa membaca alquran untuk membawanya pada
sikap lebih serius untuk mendalami agama, fasih bahasa arab, berprilaku sopan
santun, baik dari segi ahlak dan moral.
Tapi pada kenyataannya , tak semua lulusan pesantren
memiliki perilaku layaknya seoarang santri yang religius sopan, bermoral
dan banyak lagi .dan yang membuat saya heran. ada lulusan pesantren yang
kebiasaaannya meminum- minuman yang haram.di tambah dengan perilakunya seperti
layaknya seorang yang tak berpendidikan baik dari perkataanya maupun dari
sikapnya.
Maka tak heran, sekarang ini nama pesantren
sedikit demi sedikit mulai dipertanyakan begitu pula dengan peran pesantren
terhadap masyarakat mulai terabaikan, dan apabila hal ini di biarkan yang
terjadi adalah peran tersebut akan
benar-benar pupus. Sehingga secara tidak langsung keberadaan pesantren sangat
erat kaitanya denga masyarakat. Pesantren di jadikan sebagai tempat rujukan oleh
masyarakat.
PESANTREN DAN ERA GLOBALISASI
Pesantren dalam era globalisasi tidak hanya sebagai
lembaga pencetak ulama (dalam konotasi agamawan) tetapi juga mencetak ilmuan
berkarakter islami dan berdaya sains. Materi pelajaran umum yang dulu
jarang diberikan untuk santri kini sudah mulai berjalan beriringan,.Bahkan
tidak sedikit pesantren yang memporsikan pendidikan umum lebih besar daripada
pengajaran materi keagamaan .
Melihat prospek pesantren yang begitu besar, dalam
pembentukan jati diri bangsa dengan perkembangan keilmuan, pemerintah pun mulai
menaruh kepercayaan yang besar terhadap pesantren. Apalagi di Zaman globalisasi
ini, pendidikan pesantren memang sangat dibutuhkan. Melihat kondisi kaum muda
saat ini seolah-olah telah hilang kesadaran akan agama dosa ahlak moral dan
budi pekerti.
Karna pada kenyataannya untuk mereka yang sekolah
dilembaga pendidikan yang kurikulum pengajaran agamanya sedikit, tak jarang
mereka yang belajar di lembaga pesantren pun masih rapuh baik dari segi moral
dan etika. Bahkan adalah sebuah fakta
yang menyebutkan masih banyak santri yang tak jauh beda dari segi kualitas ilmu
maupun dengan siswa yang dididik di pendidikan biasa. Bahkan lebih parah dari
siswa-siswa yang dididik di pendidikan biasa.
Bahkan belakangan ini nama pesantren sedikit demi
sedikit mulai dipertanyakan. Beberapa nama institusi pesantren di Indonesia
bahkan dituding sebagai “sarang” teroris. Ini jelas mengotori nama baik
pendidikan Islam di Indonesia yang telah bertahan selama ratusan tahun.
Dan pada era globalisasi ini .Sistem pendidikan pesantren
sebaiknya lebih diarahkan. Sebagai perbandingan, negara maju seperti Amerika
Serikat (USA) dan Inggris (UK), dimana sistem pendidikan mereka sudah dibuat
dan diarahkan bagaimana agar generasi penerus bangsa mereka memiliki kompetensi
yang bagus dan dapat bersaing, terkhusus untuk menghadapi era globalisasi.
Tidak seperti dengan negara kita baik itu sistem
pendidikan pesantren atau non pesantren yang mengharuskan siswa-siswa untuk
menguasai belasan pelajaran
Dalam artian jika kita simpulkan Sistem pendidikan
kita seolah-olah “memaksa” siswa untuk
menguasai semua pelajaran. Sistem ini dirasa kurang dapat menghasilkan generasi
masa depan yang memiliki kompetensi cukup untuk menghadapi persaingan era
globalisasi. Karena pada hakikatnya setiap orang memiliki kemampuan dasar yang
berbeda-beda antara satu sama lain.
Terutama bagi pondok-pondok pesantrend, yang mempunyai
sistem pendidikan pesantren yang melaksanakan kegiatan mengajarnya seharian
penuh”.
Guru fisika saya pernah mengatakan ternyata lamanya
belajar itu tidak menentukan kualitas, " Ternyata lamanya belajar itu
tidak menentukan kualitas, tapi waktu yang berkualitaslah yang
menentukan".Sebagai perbandingan" katanya. di filipina pendidikan SMP
dan SMA itu hanya 2 tahun, sementara di indonesia sampai 6 tahun, tapi dari
kualitas orang-orang filifina lebih maju dan berkualitas,banyak dari mereka
yang saat ini menjadi pengusaha,insinyur, propesor yang melebihi orang-orang
indonesia.
PERAN PESANTREN
DAN PERMASALAHANYA
Seiring dengan perkembagan pesantren.
Tanggapan-tanggapan negative tak bisa saja dilupakan, seperti dari faktor
lingkungan. Sepintas saja dapat dikatakan bahwa lingkungan pesantren , seperti:
dari faktor lingkungan, sepintas saja dapat dikatakan bahwa lingkungan
pesantren merupakan hasil pertumbuhan tak berencana. Hal ini terlihat dari tata
letak bangunan yang umumnya tidak beraturan, kamar-kamarnya sempit sehingga
kurangnya sirkulasi udara, tempat Ibadah dan ruang kelas terkesan kotor dan
kurang fasilitas. Kemudian dari faktor santri, mereka dijuluki dengan “kaum
sarungan”, karena sarung merupakan pakaian multifungsi, kemudian adanya
penyakit kulit, seperti: bisul atu kekeongeun yang merupakan hal “favorit” yang
melanda kaum santri. Dari faktor Pemikiran, santri terkadang dianggap kolot,
gaptek, kurang bergaul dan dan lain-lain. Dari aspek pemikiran, biasanya
disebabkan adanya sebagian pesantren yang tidak memperbolehkan santrinya untuk
mengakses dunia luar melalui media komunikasi yang tersedia, seperti Koran,
buku-buku pengetahuan Umum, Internet, radio, tv dan lain-lain. Beberapa contoh
yang terkadang tak dapat dielakkan di atas, kiranya telah membuat telinga kita
panas dan pastinya hal ini membuat kita terus berusaha mengubah image pesantren
agar lebih baik. Karna pada kenyataan yang ada, ternyata tak semua pendidikan pesantren itu
selalu kumuh dan kuno. Di tambahkan
dengan para santrinya yang gaptek tidak gaul dan tangapan-tanggapan lainya
karena pada kenyataanya banyaknya pesantren-pesantren yang tumbuh pesat dari segi bangunan dan pembelajaran bahkan menjadi
lembaga pendidikan yang bertarap
internasional.
KESIMPULAN PENDEK
·
Tak semua dan tak selamanya santri itu kuat akan kepribadiannya yang
relegius, kuat akan agama, berahlak mulia
dan jauh dari hal-hal yang negative. Karena kenyataan saya yang melihat
realita secara langsung di lapangan saat ini masih banyaknya lulusan pesantren
maupun santi yang jauh dari sikap layaknya seorang santri.
·
Berkaitan dengan sistem pendidikan pesantren, sudah seharusnya pendidikan
di indonesia, khususnya di pesantren untuk lebih di arahkan. Untuk memiliki
kompetinsi masing-masing yang kemudian ini menjadi sangat penting untuk menjadi generasi muslim yang mampu bersaing
di era globalisasi ini.
·
Ternyata
tak semua pendidikan pesantren itu selalu
kumuh dan kuno. Di tambahkan dengan para
santrinya yang gaptek tidak gaul dan tangapan-tanggapan lainya karena pada
kenyataanya banyaknya pesantren-pesantren yang tumbuh pesat dari segi bangunan dan pembelajaran bahkan menjadi
lembaga pendidikan yang bertarap
internasional.
CATATAN
TERAKHIR [ PESANTREN IMPIAN ]
Dari berbagai
perkembangan dan permasalahan yang ada di pesantren. Tak banyak yang menjadi
kriteria- Pesantren impian saya. Pertama : pendidikan pesantren seharusnya
memberikan metode yang objektif kepada santri-santrinya untuk menjalankan
nilai-nilani luhur agama islam. Agar dapat di aplikasi oleh santri-santrinya
setelah keluar dari pesantren bergabung dengan masyarakat. Karena adanya banyak
kasus lulusan pendidikan pesantren yang tak mencerminkan seorang santri.
Dan yang di
takutkan karena tidak adanya metode pendidikan yang objektif. Seperti yang
terjadi saat ini islam seolah-olah hanyalah islam hanyalah sebatas teori-teori,
sebatas pelajaran, sebatas naskah –naskah khotbah-khotbah panjang yang
membosankan. Bukan IDEOLOGI sebagai langkah gerak umat muslim khususnya santri
itu sendiri. Dan yang terakhir kembalikan lagi kepada misi dan visi dari setiap
pesantren dengan sebaik-baiknya . seperti contoh” visii dari pesantren yang
sedang saya tempati ini .” Visi Sebagai lembaga pendidkan kader yg berwatak
kemuhammadiyahan, berwawasan keilmuan, berdaya saing, bertafaqquh fiddien dan
berahlakul karimah.
Terimakasih
atas perhatiannya
Asslamualikum
Wr.Wb
Berikan Komentarmu :)