FLIM BIRU DARAHKU
Tweet |
FLIM BIRU DARAHKU
![]() |
Untuk Irfan Amalee sutradara BIRU DARAHKU.. selamat telah membuat film pendek yang berhasil. Dengan keterbatasan sana-sini, tapi komposisi gambarnya (bahkan lighting) sudah cukup filmis, dan hei.. musik temanya dari band punk indie juga.. .. cool.
Oke kita lanjut ke bagian yang nggak enaknya.

Konsep seru di depan sudah cukup berhasil. Sayang ini bukan dokumenter, kalau shot2nya di bikin agak penasaran mungkin lebih menarik, maksudnya shot tersebut adalah bagian dari alur cerita, bukan rangkuman.
Secara teknis, suara dialog hampir semuanya nge blur:, mungkin dari artikulasi para pemain yang tidak jelas, atau bisa juga karena lokasi shooting berisik jadi si editor tidak bisa memperbesar suara dialog takut noisenya keangkat juga. Bsa diatasi dengan shooting di lokasi yang sepi, tapi kalau ada bujet lebih boleh pake mic condensor external dengan kabel yg panjang, jadi bisa dibikin ala boom.
Adegan anak pramuka yang bertanya pada Irfan yg sedang baca koran kenapa di dissolve yah? Padahal dalam film cerita, dissolve itu punya arti sendiri, kalau yg saya tangkap disini artinya basa basinya ngga penting banget jadi harus di potong sebagian. Disinilah peran penyutradaraan di lapangan di uji, jangan hanya mengandalkan editornya saja. Si sutradara harus memperhitungkan panjang pendek dialog, ataupun untuk jaga-jaga supaya tidak terjadi dissolve bisa diakali dengan menambah pecahan shot, misal cover shot pemain atau insert close up koran .
Komposisi dan simbol-simbol gambar sudah bagus dan sudah membuat penonton berfikir. Saya suka shot area pesantren yg dilihat dari teralis besi, terlihat makna terkungkungnya si Fahri dan para santri penggemar PERSIB.
Waduh ada yang fatal dari film kita ini : adegan pembina yg menerima telepon orang tua Fahri. Teleponnya tidak ada kabel line nya.. mungklin ceritanya wireless.. tapi dengan telepon yg tidak ada antenanya, tetep saja tidak berhasil... ditambah suara dialog asing yang masuk. Blooper ni ye.
Adegan keren: Adegan Fahri yang sedang nonton pertandingan diselingi dengan guru kelas yang sedang mengabsen murid.
Konflik utama (akhirnya ada konflik juga) terdapat di seperlima film mau berakhir, yaitu ketika Fahri sudah memegang tiket tapi dia menjadi ragu-ragu untuk menonton pertandingan karena melihat temannya yang di skors karena ketahuan membolos untuk nonton pertandingan. Disinilah pesan moral muncul, apakah dengan cara membolos membuat cita-cita luhur Fahri bisa tercapai?..
Namun kesedihan Fahri terobati ketika dikasih botol minum oleh penjaga gawang Persib. Wah.. dari mana tiba-tiba bisa muncul.. menurut saya itu tidak jadi soal, karena itulah kelebihan dari film pendek. We can do what we really want! As long as we are all happy.. jangan lupain penonton yaa. Bung Irfan, semangat terus untuk membuat film pendek yang positif. Robert Rodriguez juga mengawali karirnya dari film Indie. Berikan Komentarmu :)
Posting Komentar