STOP MEMBACA LESTARIKAN KEBODOHAN

This is actually just the design alone, his book does not exist, haha...

akbar abrary


jika kau tak suka dengan judul buku yang gila ini.Maka Maklumilah .
Maklumilah DAN Maklumilah.
-karna buku ini ditulis oleh Seorang santri gila pula.
Dan seperti yang kau ketahui dengan tingkah lakunya.



Ada sebuah pertanyaan sebelumnya

Kenapa Harga Buku Mahal Ya?




Kalau tak bisa beli buku, bisa baca di perpustakaan? Betul, tapi waktu untuk ke perpus juga mahal. Kalau tak bisa beli buku, bisa buka internet? Gak mungkin bawa komputer ke mana-mana.
Kenapa sih harga buku mahal?
Coba kalau tak mahal, aku bisa membeli seberapun buku dia mau. Capai-capai menumbuhkan minat baca, akhirnya mentok di harga.
Kenapa sih harga buku gak dimurahin saja?
Bisa kan gak usah dipajakin. Bisa kan kalau dibantu penerbitannya. Kalau orang Indonesia pinter-pinter, kan gak usah jadi babu di negeri orang. Kalau pinter malah bisa jadi juragan di negeri orang. Halah, bangganya aku jadi orang Indonesia, kalau pergi ke Singapura ketemunya pengusaha-penguasaha Indonesia. Kalau pergi ke Malysia, kita juga disambut para usahawan Indonesia. Bahkan di Australi pun pengusahanya banyakan dari Indonesia. Kalau di Amerika sudah ada tuh, siapa namanya? Mas Sehat, kalau gak salah. Udah jadi milyarder AS walau gedenya di Kota. Masa iya cuma Mas Sehat doang sih. Kenapa?
Jawabannya ya itu tadi. Buku nya mahal. Jadi bangsa ini banyak yang bodohnya. Bagaimana mungkin beli buku yang mahal. Buku murah saja belum tentu kebeli karena uangnya sudah dipakai beli beras. Emang buku bisa bikin perut kenyang? Kan cuma beras yang bikin hidup tambah hidup eh, tambah panjang dikit.
Kenapa sih buku tidak digratisin aja?
Norak. Pajaknya dihilangkan saja, pemerintah belum tentu mau. Apalagi yang mau dikorupsi, kalau pajaknya pada minta dihialngkan? Iya kan Oom Gayus? Pemerintah maunya pajaknya nambah. Apa saja dipajakin. Warteg, warung amigos, atau apa saja. Kalau bisa dipajakin ya… dipajakin. Yang udah dipajakin, naikin pajaknya. Kasihan bapak-bapak tukang koruptor kalau tak ada dana yang dikorupsi.
Tapi ide bagus juga sih. Kalau buku digratisin pasti akan banyak yang sekedar mau baca. Terus meningkat menjadi “ingin baca”. Terus naik pangkat lagi menjadi “hobi baca”. Nah, kalau udah keranjingan, baru deh kenakan pajak buku. Tapi jangan banyak-banyak, biar gak kaget.
Ah, kok jadi ngomongin pajak sih?
Kita kembali ke buku. Siapa yang tak percaya buku bisa mengubah seseorang? Pasti tak ada. Sukarno pinter, karena baca buku. Jangan tanya dengan Pak Hatta. Pak Hatta itu poligami. Istrinya dua. Dan parahnya, istri pertama Bung Hatta itu buku. Maka jangan tanya kenapa Pak Hatta kepalanya agak botak. Pasti karena rambutnya rontok. Maaf Pak. Pertanyannya harusnya kenapa Pak Hatta pinter, Pak Syahrir pinter, Pak Agus Salim, Pak Wahid Hasyim, dan seterusnya dan seterusnya. Pasti jawabannya karena beliau-beliau semua membaca buku.
Tak ada orang pinter yang tak membaca buku. Kalau ada yang bilang pinter, tapi tak pernah baca buku maka dia pasti bohong. Namun jika ada yang sudah banyak membaca buku terus dia bilang tambah bodoh, ini pasti jujur. Semakin seseorang membaca, pasti akan semakin merasa dirinya kurang. Ternyat buku telah membawa orang ke dunia yang luas. Ke dunia yang tak berbatas.
Mari kita nantikan. Nantikan pemimpin yang pinter. Pemimpin yang tahu bahwa buku sangat dibutuhkan begitu banyak orang untuk menjadi lebih pinter, lebih bermartabat, dan lebih memiliki masa depan. Pemimpin yang visioner. Maka, di saat itu pula, akan banyak TKI yang tidak hanya menjual tenaga. Tapi TKI yang mampu menjual ide-ide brilyan. Dunia akan berubah saat manusia-manusianya berubah. Apa yang mampu mengubah manusia?
Jawabannya…..
B U K U.
Berikan Komentarmu :)

Posting Komentar